Skip to main content

Our First Gift for Metvis

Hari ini aku ingin share sedikit tentang sebuah hal yang menurutku amat penting untuk diketahui, yaitu mengenai Penyimpanan Sel Punca Darah Tali Pusat (Cord Blood Cell).

Sebenarnya, hal ini sudah ingin aku share ke teman-teman sebelum lahirnya Metvis, namun post yang sudah ditulis diperbaiki terus dan akhirnya jadi tertunda karena kesibukan olshop www.MetvisHertha.com.

Mengapa kok aku mau share tentang penyimpanan sel punca?

Menurut bidan yang bantu persalinan aku, kalau aku adalah calon orang tua pertama (waktu itu) yang ada di Karimun yang berencana untuk menyimpan sel punca anak.

Menurutnya, teknologi ini masih sangat asing bagi para calon orang tua di Karimun khususnya, padahal hal ini amat penting untuk diketahui.

1. Nah, pertama, apa itu sel punca darah tali pusat?

Darah tali pusat, disebut juga “darah plasenta”, adalah darah yang tertinggal dalam tali pusat dan plasenta sesaat setelah bayi dilahirkan dan ketika tali pusat dipotong. Selama kehamilan, tali pusat berfungsi sebagai penghubung kehidupan antara ibu dan anak. Setelah bayi dilahirkan, darah tali pusat yang terdapat pada tali pusat dapat memberikan harapan pada anak dan keluarga lainnya loh, padahal biasanya dibuang begitu saja.

Plasenta dan Darah Tali Pusat



Darah tali pusat adalah sumber yang kaya dengan haematopoeitic stem cell (HSCs), yang secara mendasar bertanggung jawab terhadap pembentukan darah dan sistem kekebalan tubuh. Mereka memiliki kemampuan yang unik dapat berubah menjadi berbagai bentuk tipe sel lainnya dalam darah.

Menurut penelitian, sampai saat ini, darah tali pusat dapat :
  • Menggantikan dan memperbaiki kerusakan atau penyakit dari sumsum tulang
  • Terapi untuk kanker darah
  • Memperbaiki kelainan genetika (saudara/ transplantasi allogenic)
  • Berpotensi untuk terapi selular dan kedokteran regeneratif

Sejak tahun 1988, sel punca darah tali pusat telah digunakan untuk mengobati sejumlah penyakit yang jumlahnya terus bertambah , termasuk kelainan darah dan metabolik, gangguan imunodefisiensi dan penyakit autoimun. Sel ini telah terbukti berguna dalam pengobatan kanker dan kelainan darah seperti neuroblastoma, leukemia dan limfoma dan talasemia. Melanjutkan terobosan yang menjanjikan untuk terapi selular dan kedokteran regeneratif yang berkembang pesat dalam waktu dekat ini.
ketika ditransplantasikan kepada pasien, sel punca hematopoietik bermigrasi ke dalam sumsum tulang dan memproduksi sel darah yang baru, meningkatkan sistem imunitas. Dengan kemajuan tekknologi yang cepat, jumlah penyakit yang dapat diobati dengan terapi sel punca diharapkan bertambah.

Sel punca darah tali pusat tersebut tidak hanya berguna bagi anak tersebut sendiri, tetapi juga bagi saudara kandung (75 %) dan kedua orang tua kandung (50%).

Contoh, jika salah satu saudara kandung terkena penyakit leukimia, sementara kaka kandungnya ada simpan darah tali pusat, maka pasien tersebut memiliki kemungkinan untuk sembuh total dengan sel punca darah tali pusat kakaknya tersebut.



2. Cord Blood Bank (Bank Penyimpanan Darah Tali Pusat)
 


Teknologi ini mungkin sudah pernah didengar sebagian besar dari teman-teman sekalian dari berita TV ataupun sinetron (biasanya sinetron suka adegan terkena leukimia lalu orang tuanya melahirkan satu adik lagi untuk mengambil darah tali pusat untuk menyelamatkan nyawa anak tersebut).

Ketika waktu hamil Metvis, suamiku juga berencana menyimpan darah tali pusat Metvis, apalagi diingatin juga oleh temannya yang di Batam.

Jadi kami mulai search di internet (kebiasaan kami kalo mau nyari info sesuatu).

Dari internet aku dapat 2 Bank Darah Tali Pusat (selanjutnya sebut bank aja ya..) yang punya cabang di Indnesia. Tapi tidak aku pakai karena pelayanannya buruk (masih marah kalo teringat dengan nada marketingnya yang sombong)

Kemudian aku ingat sepupu aku juga simpan, jd aku tanya ke dia dan ternyata simpannya di Cellsafe.

Cellsafe merupakan Bank Darah Tali Pusat yang ada di Malaysia ( KL), namun juga memiliki cabang di Singapura dan Indonesia (Jakarta).

Karena sudah kecewa dengan marketing Indoesia kedua bank tadi, aku putuskan telp aja ke Malaysia. Pas yang angkat telepon sopan banget dan enak diajak bicara ^^ jadi aku putuskan simpan di cellsafe aja....

Kalo di cellsafe, mereka punya petugas yang khusus untuk mengambil darah tali pusat "nasabahnya" di masing-masing daerah (ggak tau apakah bank yang lain ada apa gak).

Kebetulan petugas untuk aku Ibu Silvia, domisili Medan. Ibu Silvia ini juga baik banget loh ^^ orangnya asyik...


3. Persiapan Awal

Karena belum pernah ke Karimun, kami harus meet up dulu karena Ibu Silvia harus melihat lokasi dan merencakan rute dari proses pengambilan sampai penyimpanan. Disini harus diingatkan, bahwa darah tali pusat tersebut akan rusak setelah 48 jam sejak anak dilahirkan, jadi beliau harus memastikan rute yang direncanakan dapat ditempuh dalam 48 jam.

Selain itu Ibu Silvia juga ingin memberikan bimbingan ke Bidan / Dokter yang akan membantu persalinan aku mengenai cara pengambilan darah tali pusat, jaga-jaga kalo aku melahirkan sebelum Ibu Silvia tiba, karena pengambilannya harus langsung pada saat anak sudah dilahirkan dan ketika tali pusat dipotong. Ongkos ditanggung Cellsafe.


Kalo gak salah ingat, meetnya di Februari (ETD aku di awal april).

Aku dan suami aku menjemput Ibu ke pelabuhan. Dan kami ke tempat Bidan Yustina (Aku berencana bersalin di Bidan Yustina ini juga ada kisahnya, aku ceritakan di post lain aja ya nanti).

Disitu Bu Silvia menjelaskan ke Bu Yustina cara-caranya. Dan kami menitipkan "toolbox" di tempat Bu Yustina.

tool kit dalam tool box


Juga tanda tangan register form dan melakukan pembayaran.

Sudah, selesai. Selanjutnya hanya tinggal tunggu waktu persalinan aja.

4. Persalinan dan Pengambilan Darah Tali Pusat

ETDnya sih awal april, tapi Metvis sudah gak sabar di akhir Maret :D

Hari Kamis, aku cek ke Bu Yustina, dan dikasih tau kalo dalam 2 hari ini akan melahirkan.

Kami harus beritahu ke Bu silvia Cellsafe untuk siap-siap datang ke Karimun, kebetulan waktu itu Bu Silvia sedang berada di Medan.

Hari Jumat siang, aku mulai merasa sedikit sakit, lalu aku ke tempat Bu Yustina jam 7 malam untuk cek, dan Bu Yustina bilang kalo sudah boleh melahirkan. Aku keluar untuk makan dulu dan pulang mandi, gosok gigi (pertemuan pertama dengan Metvis harus rapi-rapi donk, deg deg an banget ^^).
Sekalian aku telp minta Bu Silvia datang. Tapi udah malam dan hanya ada pesawat besok pagi, jadi Bu Silvia gak sempat deh, untung sudah diberi ilmunya ke Bu Yustina ^^

Jam 11 malam itu aku kembali ke tempat Bu Yustina lagi karena sakitnya udah kuat.

Jam 2 Metvis sudah lahir. Masih merasa bahagia sekali mengingat masa itu.... ^^

Pengambilan darah tali pusat dilakukan Bu Yustina dibantu Bu Linda (bidan yang bekerja sama Bu Yustina).

Begitu Metvis sudah lahir, bidan memotong tali pusatnya dan Metvis yang dibungkus handuk direbahkan ke atas pangkuan aku, lalu Bu Yustina mengajari aku cara menyusui dan kami (aku dan Metvis) latihan menyusui di situ sementara bidan bekerja mengambil darah tali pusat.

dari potongan tali pusat, bidan memasukkan jarum pada ujung Bag dan membiarkan darah tali pusat yang ada di tali pusat dan plasenta mengalir ke dalam Bag / kantong. Itu bukan darah aku ya, tapi darah yang ada di dalam plasenta (ari-ari) dan tali pusat, yang berfungsi menyalurkan zat-zat gizi ke dalam tubuh janin.

Setelah berhenti mengalir, tanda udah habis, bag dan selang dilepaskan dan bidan mulai melakukan proses jahit.

Kantong yang berisi darah tali pusat tadi (selanjutnya disebut Kantong Darah) disimpan dalam toolbox, tunggu dijemput Bu Silvia Cellsafe

Waktu itu darah tali pusat Metvis cuma segitu doank, kata Bu Yustina, karena awal kehamilan aku gak cukup makan (waktu itu mabuk berat), tabung kecil disampingnya itu darah yang diambil dari pembuluh nadi aku.


Dah selesai prosesnya. Namun aku masih khawatir apakah Bu Silvia sempat sampai Karimun ga besok pagi ????


5. Perjalanan Darah Tali Pusat Metvis dari Karimun ke Bank di KL, M'sia

beberapa jam kemudian, sekitar jam 6 - 7 pagi aku dapat sms dari Bu Silvia kalo beliau dah di bandara Medan. Ibu ini memang baik, selalu update posisinya. Bahkan minggu menjelang ETD aku beliau juga update posisinya ke aku setiap beliau keluar daerah lo...

Gak lama kemudian Bu Silvia update lagi kalo beliau dah sampai Batam, sementara di sini aku dah dinyatakan bisa pulang, tapi Bu Yustina izinkan aku istirahat lagi sambil nunggu Bu Silvia.

Sekitar jam 12 siang, Bu Silvia sampai, dalam hati aku amat bersyukur Bu Silvia bisa sampai tepat waktu, karena pesawat kan suka telat.

Basa-basi sebentar, Bu Silvia bergegas ke pelabuhan sambil bawa kantong darah untuk ke Malaysia. Beliau memutuskan untuk simpan di Malaysia (KL) karena lebih dekat dari Karimun, daripada Jakarta, memang iya.

1-2 jam Bu Silvia sudah sampai Johor dan gak lama kemudian Bu Silvia megirimkan kabar baik, kantong darah sudah aman sampai di Bank nya di KL untuk diproses ^^

Phewwwww.... hanya memakan waktu 12 jam :)


6. Proses Penyimpanan

Sampai di Bank nya di KL, darah harus diproses dan diambil sel puncanya dan kemudian disimpan ke dalam tangki nya. Jika semua dah oke (beberapa jam aja) , kita diberitahu lagi, sudah aman !!

Hasil proses, ini sel puncanya, yang disimpan dalam tangki

Ini "Bank" nya, Bapak itu "Teller" nya, Tangki itu "Safety Box" nya


Sel Punca tersebut disimpan selama-lamanya sampai jika kita ingin menggunakannya.

PstPst.. ini ada tip dari Bu Silvia. Kalo sendainya sel punca ini ga pernah dipakai, misalnya Metvis udah umur 70 dan merasa ga perlu simpan sel punca ini lagi karena anak-anknya juga dah simpan, Metvis bisa suntik sel ini ke dalam tubuhnya sendiri dan jadi muda 20 tahun !! Karena sel punca ini kan membentuk sel baru, asyik yah......

7. Biaya

Setiap orang yang mendengar cerita ini pasti mengira kalo biayanya setinggi langit. Aku juga mengira begitu, tapi aku lebih memilih untuk cari tau setinggi apa, apakah aku bisa menjunjungnya ?

Berikut ini biaya yang kami keluarkan untuk simpan sel punca Metvis. Mahal apa nggak ya tergantung masing-masing.

  • Pendaftaran Awal : Rp 12.000.000,-
  • Iuran tiap tahun (per tahun) : Rp 1.500.000,-
kalau memilih pakai kartu kredit BCA bisa cicil 0 % untuk biaya pendaftaran, jadi waktu itu kami cicilnya 1,5 juta perbulan. Karena Metvis sudah 1 tahun lebih, sekarang kami ditagih 1,5 juta pertahun. (Cek dulu ya ongkos sekarang, mungkin berbeda)

Kalau dihitung-hitung 1,5 juta pertahun / 12 bulan, per bulannya 125rb.

Terus terang, memang agak berat bagi masyarakat Karimun yang cenderung gaji rendah dan kebutuhan tinggi. Tapi, anggap aja ini sebagai asuransi jiwa. Sisihkan 125rb tiap bulan untuk bayar iuran tahunan.

Manfaat sel punca ini bukan masalah uang loh..... Asuransi jiwa mana yang bisa menyelamatkan nyawa seperti ini, hayo?????



8. Hal yang perlu diperhatikan

Ini hal-hal yang perlu diketahui dan diperhatikan, share dari Bu Silvia, Bu Yustina, dan kesimpulan dari aku sendiri sebagai pengguna sarana ini.
  1. Makanlah yang cukup pada masa awal kehamilan agar darah dalam plasenta cukup banyak, karena pengambilan darah tali pusat ini harus memenuhi volume tertentu 
  2. Pilih lah bank darah tali pusat yang terpercaya, jangan memilih yang murah tapi gak jelas, ini menyangkut nyawa lo !!
  3. Cek semua dokumen yang berhubungan, dan tanya ke petugas jika ada dokumen konfirmasi yang belum diterima.
  4. Tidak terjamin 100 % kalau sel punca ini memang dapat menyelamatkan nyawa anak tersebut / saudara / orang tua / anaknya nanti, tapi alangkah baiknya kita menyiapkan sebuah harapan daripada menyesal nanti.
  5. Ini bukan seperti biasa kita simpan tali pusat yang dikeringkan dalam botol kemudian kalo anak demam dikocok dalam air dan diminum ya, ini beda ya, ingat ya
  6. Ini juga bukan darah biasa yang bisa dengan senang hati ambil dari pembuluh nadi, benar-benar frustasi waktu aku ceritain ke salah seorang teman dan katanya dia juga mau nyimpan punya dia sendiri (udah 30++ tahun) capede
  7. Tidak harus punya semua anak disimpan, 1 saja sudah berkemungkinan untuk menyelamatkan saudara kandungnya, namun jika mampu, lebih baik simpan punya semua anak, lebih terjamin.
  8. Sel punca yang disimpan hanya bisa dikeluarkan 1 kali aja, jika terjadi perkara yang gak diinginkan dan membutuhkan. Tidak bisa pinjam lalu kembaliin lagi ke tangki gitu ya...



Ini bukan sebuah pemaksaan, bukan juga sebuah penawaran (aku kan bukan marketing Cellsafe, hahah).

Aku hanya ingin share hal yang pernah aku alami, dan merasa penting banget untuk diberitahukan ke  orang banyak.

Ini menyangkut nyawa keluargamu tercinta, jangan abaikan walaupun Anda tidak minat untuk menyimpan/ beranak / nikah (mau stay single aja gitu lo), jika Anda berkenan, tolong share ke teman-temanmu juga agar banyak yang care pada "berlian" ini yang selalu dibuang ke tong sampah / ditanam.

Terima kasih udah baca, dan maaf ya kalo bahasa aku aneh wkwkwk.....


by Me, diketik semalam dan hari ini sambil ayunin Metvis tidur siang.......




Have a nice day ^^





Comments

Popular posts from this blog

Ketimun + Daging Giling

Cuma mau ngeshare ni ada sebuah resep yang gampang sekali disiapkan dan juga cocok di cuaca panas. Soalnya metvis suka banget dengan lauk ini, dan cara buatnya juga gampang banget, jadi pingin bagi-bagi ke ibu-ibu sekalian yang pusing memikirkan menu. Daging Niang Ketimun Bahan : -Daging Giling (Daging apa saja boleh) -Ketimun -Udang (opsional) -Wortel (Opsional) -Cabe (bagi yang suka pedas) -Garam -Merica Cara Membuat : 1. Potong ketimun +- 1 cm lebar, lebih enak kalo kulitnya dibuang, dilubangin bagian tengahnya 2. Aduk semua bahan kecuali ketimun, jika pakai udang dan wortel, diiris kecil-kecil dulu ya 3. Ambil daging yang sudah dicampur bahan (caranya seperti buat bakso), lalu masukan daging ke dalam lubang ketimun. 4. Taruh rata di atas piring keramik 5. Dikukus sampai daging matang. Kalo aku sih kukusnya pake rice cooker, jadi sambil masak nasi sambil kukus, hemat waktu, tenaga dan pikiran Dah selesai Gampang banget kan Rasanya adem lagi kalo makan k

Working Full Time Mom

Perang antara Working Mom dan Stay At Home Mom gak pernah berakhir. Kalo buka facebook, banyak artikel-artikel tentang baik buruknya kedua status ini yang membara-bara diikuti ratusan comment. Sebenarnya malas mau update status fb akhir-akhir ini, soalnya udah jarang gunakan smartphone dan juga gak punya waktu untuk balas comment, tapi lihat perang yang lagi hot rasanya ingin juga pamer kesusahan juga. haha.... Kalo working Mom dibilang sayang suami gak sayang anak, kalo stay at home Mom diblang sayang anak gak sayang suami. Kalo Work at home Mom ? Sayang keduanya? Bukan. Dibilang Bodoh dan Matre ! Ini pengalaman aku sendiri. ... Wanita zaman sekarang bukan harus tinggal di dapur lagi. Wanita sekarang punya hak yang sama dengan laki-laki, kami dapat sekolah, memiliki karir dan bebas. Tujuan hidup utama wanita bukan lagi berkembang biak (maaf ya kalo agak kasar, tapi aku mah gitu ngomongnya :p), kami juga punya cita-cita sendiri. Ada yang memilih untuk menjadi tentar

Bad Night

Had a bad night. Flu Metvis baru mendingan aja sekarang nih giliran aku :( Dari malam kemarin lusa tragedi ini brrlanjut terus. Untung aku inap d rmh mama aku, walaupun mama aku hrs bikin kue utk jualan, tapi masih banyak membantu. Kalo di rumah aku sendiri hanya berdua dg metvis, papanya kerja malam, dan mertuaku haizz sama sekali gak bisa dan juga ga ingin bantu, apalagi kalo dengar tangis anakku masih ngomelin aku terus, capede.. Malam pertama sakit, yaitu malam minggu kemarin, habis mnm obat dah ga tahan lagi aku, sambil nyusuin metvis eh aku malah ketiduran dulu, metvis main main sendiri pula. Tapi ini sama sekali gak ada apa apanya dibanding semalam. Untung kemarin siang aku tidur siang bentar dan mama aku bantu jagain. Semalam jam 8 dah aku gantiin abaju metvis dibantu mama aku. Metvis semakin rewel aja habis sakit, gak mau ganti poppk dan pakai popok.... Kemudian aku nyusuin dia. SUsu botol aja baru habis setelah hampir 1 jam. Kemudian sambung susu badan. J